keren or pengemis

Posted in Rabu, 31 Agustus 2011
by Unknown

Pengemis yang berprofesi sebagai hacker
Written By JiL - Judithya on Selasa, 30 Agustus 2011 | 08:28






Layaknya sebuah Lelucon saja, tapi inilah kenyataannya baru2 ini majalah Wall Street Journal melaporkan mengenai kehidupan pengemis2 yang tidak berumah di sekitar California, sungguh mengejutkan dan mengagumkan foto2 dan info yang diberikan.. apakah ini dinamakan pengemis moden, memang tak terlintas difikiran kita semuanya kan???









Charles Pits sedang duduk di bawah jambatan San Francisco tempat dia tinggal sambil mengakses internet unuk mengetahui info terbaru dan terkini, sambil mengakses Facebook, MySpace & Twitter..

"Menurut dia, tv, radio, surat kabar adalah tidak perlu, tapi hubungan wireless internet adalah yg penting.. sebab  dengan adanya internet saya bias mengakses semuanya dan mengetahui isu terbaru”

Charles Pitts kehilangan rumah dan menjadi pengemis setelah jatuh bankrut pada 2 tahun lalu, sehinggalah dia memilih tinggal di bawah jembatan untuk menyambung hidup….. diapun kemudian membeli sebuah laptop jenama Toshiba ketika perusahaan itu bangkrut dan akhirnya di beli oleh Dell…


Di Amerika, produk teknologi bias didapat dengan murah akibat persaingan yang sengit.. selain itu, Orang2 terutama pengemis boleh mendapatkan laptop bekas dengan harga yang sangat murah dan mampu dimiliki oleh mereka..

Pengemis 2 :

Skip Schreiber telah berusia 64 tahun dan merupakan juga seorang pengemis, beliau tinggal seorang diri di dalam sebuah van buruk yang sudah rusak dan telah berkarat.. dia juga gemar mengakses internet untuk hiburannya dan youtube adalah salah satu hiburan utamanya..

Menggunakan laptop dan internet sejak 4 tahun lalu dengan adanya Wi-Fi gratis di sekitar bandara California, tetapi dia tinggal di dalam van yang dilengkapi dengan generator diesel untuk menyalakan lampu dan mencas laptopnya.. dia hanya perlu membelanjakan $4 untuk tempo 5 hari untuk minyak diesel yang diperoleh dari kegiatan mengemisnya.


Source: http://7wolu.blogspot.com

Read More >>

Ladunni

Posted in
by Unknown




الحمد لله الذى غمر صفوة عباده بلطائف التخصيص طولا وامتنانا. والف بين قلوبهم فأصبحوا بنعمته إخوانا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له شهادة عبد لم يكن معاندا ولا عصى. واشهد أن محمدا عبده ورسوله الذى صار بالشفاعة العظمى مختصا. فصلوات الله وسلامه عليه صلاة وسلاما دائمين متلازمين الى يوم اللقاء.

Ilmu laduni adalah ilmu yang di berikan langsung oleh Allah kepada hamba-Nya yang shalih, bertakwa dan selalu berusaha membersihkan hatinya dari nafsu dan sifat-sifat tercela. Ilmu tersebut dapat di peroleh dengan tanpa usaha belajar baik dari seorang guru atau berijtihad memahami teks-teks al-Qur'an, Sunnah, atau kitab-kitab ulama. Meski ilmu laduni juga mungkin dapat di peroleh sebab barakah guru atau memahami al-Qur'an, Sunnah maupun kitab-kitab ulama yang shalih.
Ilmu laduni juga dapat di sebut ilmu mukasyafah, ilmu wahbi, ilmu ilham dan ilmu ilahi.
Dalam Al-Qur’an Surat al-Kahfi ayat 65 disebutkan:

وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا
“Dan Kami ajarkan padanya (Nabi Khidhir) ilmu dari sisi kami”

Ayat ini menerangkan Nabi Khidhir meperoleh ilmu laduni dari Allah.
Ilmu laduni dalam literatur kitab-kitab salaf tidak hanya di peroleh Nabi Khidhir saja, bahkan selain para Nabi, baik seorang wali atau shufi juga bisa memperolehnya.
Dalam keterangan kitab-kitab tafsir di lingkungan Ahlussunnah wal Jama’ah, ilmu laduni tersebut bisa diperoleh oleh seorang hamba yang taat dan hatinya bersih. Dan ketetapan ini sudah sangat masyhur serta banyak para wali atau shufi yang mendapatkannya.

Ibnu Hajar al-Haitami menyampaikan bahwa dalam Risalah al-Qusyairiyyah dan Awarif al-Awarif (as-Suhrawardi) tentang wali yang mendapatkan khabar ghaib sangat banyak .
Ibnu Hajar al-Haitami juga menuturkan bahwa mengetahui ilmu ghaib adalah bagian dari karamah. Mereka dapat memperoleh dengan cara di khithab-i (sabda) secara langsung, di bukakannya hijab (kasyf) dan di bukakan kepadanya lauh mahfuzh sehingga dapat mengetahuinya . (Fatawi Haditsiyyah hlm. 222 )

Adapaun dalil dan bukti bahwa ilmu tersebut bisa diperoleh oleh hamba yang taat dan bersih adalah:
Ayat al-Qur'an surat an-Nisa' :113 tentang Nabi Muhammad yang menerima ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum dan hal ghaib.

وَعَلَّمَكَ مَالَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ
"Dan (Allah) telah mengajari dirimu ilmu yang engkau tidak menegtahuinya"
Ayat al-Qur'an surat Yusuf : 68 tentang Nabi Ya'qub yang menerima ilham dari Allah:

وَإِنَّهُ لَذُوْعِلْمٍ لِمَاعَلَّمْناَهُ
"Sungguh Dia (Ya'qub) adalah orang yang mempunyai ilmu, karena Kami telah mengajarinya"

Hadits riwayat Muslim dalam Shahih-nya:

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ قَدْ كَانَ يَكُونُ فِي الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ مُحَدَّثُونَ فَإِنْ يَكُنْ فِي أُمَّتِي مِنْهُمْ أَحَدٌ فَإِنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ مِنْهُمْ قَالَ ابْنُ وَهْبٍ تَفْسِيرُ مُحَدَّثُونَ مُلْهَمُونَ
“Dari Nabi Muhammad Saw, bahwa beliau bersabda: ‘Di dalam umat-umat sebelum kalian ada para muhaddatsun, maka jika ada satu dari umatku yang termasuk di dalamnya, maka sesungguhnya ‘Umar bin Khaththab adalah salah satu dari mereka.
’ Ibnu Wahb mengatakan: ‘Tafsir Muhaddatsun adalah orang-orang yang diberi ilham.”
Hadits ini mengantarkan kepada satu pemahaman bahwa ilmu ilham bisa didapatkan oleh selain Nabi Khidhir, seperti Sayyidina ‘Umar dan lain-lain.

Hadits Rasulallah riwayat at-Tirmidzi dari Muadz bin Jabal bahwa Rasulallah bersabda: "Aku melihat Allah, azza wa jalla menempelkan telapak-Nya di antara bahuku, kemudian aku merasakan dinginnya jari-jari-Nya di antara putingku dan kemudian tajalli-lahsetiap sesuatu kepadaku dan aku mengetahuinya sehingga aku dapat mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan apa yang terjadi antara tanah timur (masyriq) dan tanah barat (maghrib)" hadits ini di shahih-kan oleh al-Bukhari, at-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan lain-lain.

Hadits Riwayat Ibnul Jauzi dalam Manaqib Umar tentang Sayyidina Umar yang mengatahui tentaranya yang sedang berperang padahal beliau sedang berkhuthbah. Hadits ini hasan sebagaimana di katakan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar.
Riwayat tentang Sayyidana Abu Bakar yang pernah menebak kandungan istrinya bahwa bayinya laki-laki. Dan itu ternyata benar adanya.

Hadits riwayat Abu Nu’iam al-Ashfahani dalam Hilyah al-Auliya’ dari Anas :

مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ وَرَثَهُ اللهُ تَعَالَى عِلْمَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Siapa yang mengamalkan apa yang dia ketahui, maka Allah akan memberinya ilmu yang dia tidak ketahui.” ( Ash-Shawi dalam Hasyiyah Tafsir al-Jalalain 1/182 menisbatkan ucapan tersebut kepada Imam Malik )

Ibnu Hajar al-Haitami pernah ditanya tentang hadits ini dan beliau menjawab, "Sesuai apa yang dikatakan oleh Izzuddin bin Abdissalam bahwa sesungguhnya orang yang mau mengamalkan apa yang dia ketahui baik wajib syar’i, atau sunah atau menjauhi makruh dan haram, maka Allah akan memberinya ilmu ilahi yang sebelumnya dia tidak mengetahuinya" ( Fatawi Haditsiyyah hlm. 203-204, Darul Fikr. )

Ucapan Ali al-Kisa’i
قَالَ الدَّمِيرِيُّ : وَهَذِهِ الْمَسْأَلَةُ الَّتِي سَأَلَ عَنْهَا أَبُو يُوسُفَ الْكِسَائِيُّ لَمَّا ادَّعَى أَنَّ مَنْ تَبَحَّرَ فِي عِلْمٍ اهْتَدَى بِهِ إلَى سَائِرِ الْعُلُومِ ، فَقَالَ لَهُ : أَنْتَ إمَامٌ فِي النَّحْوِ وَالْأَدَبِ فَهَلْ تَهْتَدِي إلَى الْفِقْهِ ؟ فَقَالَ : سَلْ مَا شِئْتَ ، فَقَالَ : لَوْ سَجَدَ سُجُودَ السَّهْوِ ثَلاَثًا هَلْ يَلْزَمُهُ أَنْ يَسْجُدَ ؟ قَالَ : لاَ ؛ لِأَنَّ الْمُصَغَّرَ لاَ يُصَغَّرُ

“Ad-Damiri berkata: ‘Masalah ini adalah masalah yang pernah ditanyakan oleh Abu Yusuf (Hanafiyyah) kepada Ali al-Kisa’i ketika al-Kisa’i pernah mendakwahkan bahwa siapa yang dalam satu ilmu luas layaknya samudera maka dia akan bisa pada ilmu-ilmu yang lain. Abu Yusuf bertanya: ‘Anda adalah imam dalam bidang nahwu dan sastra, apakah Anda bisa fiqh juga? Al-Kisa’i menjawab: ‘Tanyalah yang Anda suka!’ Kemudian Abu Yusuf bertanya: ‘Andai ada orang yang sudah melakukan sujud sahwi tiga kali, apakah dia wajib bersujud untuk kedua kali?’ Al-Kisa’i menjawab: ‘Tidak, karena sesuatu yang sudah diperkecil (tashghir) tidak boleh diperkecil lagi.” ( Disebutkan dalam kitab-kitab Fiqh Syafi’iyyah dalam bab sujud sahwi. )

Ucapan al-Kisa’i tersebut menunjukkan bahwa siapa yang dalam satu disiplin ilmu agama luas bak samudera, maka dia akan mendapat ilmu laduni dengan bisa menguasai ilmu-ilmu yang lain.
Kisah yang diceritakan oleh al-Habib Abdullah Alawi al-Haddad tentang seseorang yang semula bodoh kemudian menjadi alim lewat ilmu wahb dan ilmu ilahi (ilmu laduni) di bidang ushuluddin dan cabang-cabangnya. Mereka adalah Sa‘id bin ‘Isa al-Amudi, Ahmad ash-Shayyad, Ali al-Ahdal dan Abul Ghaits.

Dengan keterangan-keterangan ini pernyataan dan syubhat-syubhat mereka yang tidak pernah di dukung dalil sudah terbantahkan.
Lebih lengkap tentang dalil-dalil ilmu laduni yang dapat di peroleh selain Nabi Khidhir, lihat Fatawi Haditsiyyah halaman 222 dan Majmu' Fatawi wa Rasail halaman 202 pembahasan tentang ilham.

والله أعلم بالصواب
Read More >>

Cara mengobati benci celaan atau kritikan

Posted in Senin, 29 Agustus 2011
by Unknown
Oleh Anggota WLML


Orang yang mencela atau mengkritikmu tidak lepas dari tiga keadaan :

1. Terkadang apa yang dikatakannya padamu adalah benar dan ia bertujuan menasehatimu dan kasih sayang.

2. Apa yang dikatakannya padamu adalah benar tapi ia bertujuan menyakitimu.

3. Apa yang dikatakannya padamu tidak benar.

Cara menyikapi semuanya :

1. Jika ia benar dan bertujuan menasehatimu, maka tidak sepatutnya kamu mencelanya atau memarahinya. Bahkan seharusnya kita mengikuti ucapannya, karena orang yang telah memberikan aib-aib kita maka sama halnya ia telah memberitahukan kita perkara yang akan mencelakakan kita untuk kita hindari. Maka seharusnya kita senang dan sibuk menghilangkan sifat tercela itu dari diri kita. Kesusahan dan kebencianmu karena kritikan itu adalah puncak kebodohan.

2. Jika ucapannya benar tapi tujuannya menyakitimu, maka kamu telah mendapat manfaat sebab ucapannya, karena ia telah menunjukkan aibmu jika kamu tidak mengetahuinya atau ia telah mengingatkan aibmu jika kamu lupa darinya atau menjelek-jelekkan aibmu di hadapanmu supaya kamu semangat untuk menghilangkannya. Semua itu sebab kebruntunganmu dan kamu telah mendapat faedah darinya, maka sibuklah mencari keberuntungan. Sungguh telah di buka untukmu sebabnya melalui apa yang kamu dengar dari celaan / kritikan.

Ketika kamu hendak masuk ke istana presiden, dan pakaianmu berlumuran dengan kotoran sedangkan kamu tidak mengetahuinya, jika kamu tetap masuk dalam keadan seperti itu, maka sudah pasti kamu akan dimarahi oleh presiden (orang nomer satu di negaramu). Lalu ada yang berkata kepadamu “ Wahai orang yang berlumuran kotoran, bersihkan dirimu ! “, maka sebaiknya kamu berbahagia dengannya karena kesadaranmu sebab ucapannya adalah suatu keberuntungan. Dan semua akhlak tercela merupakan penghancurmu di akherat dan manusia tidak akan mengetahuinya kecuali dari ucapan musuh-musuhnya.

3. Jika ia berdusta dengan mencela apa yang tidak ada dalam dirimu, maka sebaiknya kamu jangan membencinya atau sibuk dengan celaan itu. Akan tetapi berfikirlah di dalam tiga perkara ini :

Pertama : Jika kamu terlepas dari aib itu, maka belum tentu kamu terlepas dari aib lain yang sepertinya. Apa yang Allah rahasiakan dari aib-aibmu masih lebih banyak, maka bersyukurlah kamu kepada Allah karena Dia tidak menampakkan aib-aib itu kapada orang lain yang mencelamu.

Kedua : Celaan itu kepadamu merupakan penebus dosa-dosamu. Seakan-akan ia memuduhmu dengan aib yang engkau terlepas darinya dan membersihkanmu dari dosa-dosa yang engkau berlumuran dengannya. Dan semua orang yang menggunjingmu maka ia telah memberikan kebaikannya kepadamu. Maka bagaimana engkau bisa sedih mendapatkan kebaikan yang dapat mendekatkanmu kepad Allah, sedangkan engkau mengaku cinta kedekatan kepada Allah ?

Ketiga : Orang kasihan yang mencelamu itu telah melakukan kesalahan pada Agamanya, hingga jatuh dari pandangan Allah dan mencelakakan dirinya dengan sebab kedustaannya serta akan menerima azdab-Nya yang sangat pedih. Maka sebaiknya kamu jangan marah kepadanya karena Allah telah murka kepadanya, sehingga syaitan memburuk-burukkan saudaramu itu di dalam hatimu hingga engkau mendoakan jelek kepadanya. Tapi doakanlah baik padanya “ Ya Allah perbaikilah ia, ampunilah kesalahannya, rahmati ia, sadarkanlah ia “. Sebagaimana doa Rasulullah Saw “ Ya Allah berilah petunjuk kepada kaumku karena mereka sesungguhnya tidak mengetahui “, ketika mereka memecahkan gigi beliau, melukai wajahnya dan membunuh pamannya Hamzah saat perang uhud. Ibrahim bin Adham mendoakan ampunan kepada orang yang telah memukul kepalanya hingga berdarah. Ketika beliau ditanya, beliau menjawab “ Aku telah mendapat pahala sebabnya, dan mendapat kebaikan, maka aku tidak rela ia mendapat siksa karena aku “.
(Ihya Ulumuddin juz 3)
Read More >>

Hidangan Populer Warkop Pusat

Copyright 2011 @ Warkop Mbah Lalar