GERAKAN Wahabi pada awalnya merupakan gerakan permurnian (puritanisme) terhadap ajaran Islam yang mulai kehilangan elan vitalnya. Namun, pada titik tertentu, aktivis gerakan tersebut melakukan penyebaran ide dan gagasan baru tersebut dengan cara pemaksaan dan mengabaikan konsep Islam rahmatan lil alamin.
Hal itu diutarakan secara terpisah oleh pengamat Timur Tengah dari Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Hasibullah Satrawi dan pemerhati social keagaaman Faisal Djindan kepada Indonesia Monitor, Kamis (20/8).
Menurut Hasibullah Satrawi, Muhammad bin Abdul Wahab sebagai pendiri aliran Wahabi menyebarkan permikirannya dengan menggunakan tangan kekuasaan Raja Saudi. Makanya Wahabi menjadi ajaran yang begitu kuat dan mayoritas di Arab Saudi.
Gerakan Wahabi bisa berkembang pesat di Timur Tengah karena ditunjang dengan modal yang penuh karena melimpahnya minyak di sana. “Wahabi mempunyai motif kekuasaan. Jadi, slogan pemurnian yang dibawa Wahabi sangat politis, sekaligus ekonomis, dan bekerjasama dengan penguasa, sehingga slogan pemurnian ala Wahabi bercorak otoritarianistik,” ujar Satrawi.
Gerakan Wahabi, kata dia, cenderung menghabisi semua tradisi-tradisi yang ada dan menganggap kelompok yang berbeda pandangan dengan mereka sebagai “kafir”. Karena gerakan ini tadinya bekerjasama dengan militer penguasa, maka ada pemaksaan, pemberantasan besar-besaran terhadap tradisi lokal.
Sebenarnya, kata dia, nuansa-nuansa ekstrem di tubuh Wahabi terjadi di tengah jalan yang cenderung menyalahkan pihak lain, clan mengkafirkan orang lain serta tidak toleran sama orang lain.
“Nah, ini yang kemudian berkembang di Indonesia. Karena budaya masyarakat kita kadang-kadang kurang selektif terhadap gerakan yang dibawa ke Indonesia, kemudian menjadi gerakan yang ekstrem seperti tindakan teror seperti sekarang,” paparnya.
Menurut Faisal Djindan, paham Wahabi sering disebut sebagai neo-Khawarij, yaitu paham yang timbul pada awal abad lahirnya Islam, persisnya di zaman kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ciri mencolok dari paham ini adalah penuh kesalehan clan kehati-hatian dalam melaksanakan ibadah formal, pemahaman agama secara harfiah (tekstual), dan berlaku hitam-putih dalam pemahaman keagamaan yang berakibat mudah menuduh kepada yang selain mereka sebagai “kafir”, “sesat”, “ahli bid’ah”, dan sebagainya.
Setelah lima belas tahun memproklamasikan jihad mereka, kata Faisal, Wahabi sudah menguasai sebagian besar jazirah Arab, Hijaz, serta Yaman. Hal ini tidak terlepas dari cara-cara brutal, bahkan pemaksaan dengan ancaman senjata yang membuat setiap muslim saat itu terpaksa menerima praktik-praktik Wahabi. Salah satu agenda mereka adalah merobohkan makam-makam keluarga serta sahabat Nabi, situs-situs peninggalan sejarah Islam, semua itu dengan alasan untuk “pemurnian agama”.
“Dewasa ini jika kita mengunjungi Mekah atau Madinah, maka akan kita saksikan bagaimana tidak ada satupun dari bekas peninggalan Islam yang tersisa, karena sudah dirobohkan oleh mereka,” ujar Faisal Djindan.
Sejarah Wahabi, kata dia, tidakpernah pernah lepas dari aksi-aksi kekerasan, baik doktrinal, kultural, maupun sosial. Dalam penaklukan jazirah Arab tahun 1920, lebih dari 400 ribu umat Islam dibunuh. Selain itu, kekayaan dan para wanita dari daerah yang mereka taklukkan diambil sebagai pampasan perang.
kalo begitu waspadalah....waspadalah...mereka ada di sekitar kita
“Wahabi mempunyai motif kekuasaan. Jadi, slogan pemurnian yang dibawa Wahabi sangat politis, sekaligus ekonomis, dan bekerjasama dengan penguasa, sehingga slogan pemurnian ala Wahabi bercorak otoritarianistik,” ujar Satrawi.
komentar:kalau motif kekuasaannya dalam menegakkan syariat Allah dimuka bumi, hanya hukum Allah yang harus menjadi Undang-undang Dasar maka memang itulah kewajiban umat islam yang beriman.
karena sejatiny kekuasan bukan berada ditangan rakyat sebagaimana paham demokrasi ala barat yang merupakan ideologi kafir yang bertentangan dengan islam, tapi kekuasan mutlak hanyalah milik Allah saja, itu lah makna dari Tauhid, yaitu mengesakan ALLAH SWT di antaranya dalam hak mengatur makhluk-Nya.
tapi kalo negara saui sekarang bukan lagi negara yang berdasarkan islam tapi negara yang tunuk pada Amerika serikat sehingga harus segera direvolusi menjadai negara islam yang sesumgguhnya, yang rahmatan lil alamin.
suatu pembongan yang besar terhadap wahabbi walaupun saya bukan dikalangan mereka...dan tidak sedikit pun yang tidak akan ditanya Allah swt mengenainya : pengkaji sejarah Islam
nyimak mbah yai zainal
Ada benarnya, kalo wahabi adalah gerakan pemurnian agama. Tapi tidak benar jika mereka hanya sekedar mencari kekuasaan. Coba bayangkan kalo tidak ada wahabi. Mekah pasti akan kotor, makam sahabat nabi (bahkan makan Rosululloh) dahulu sudah sesuai perintah Rosul, tidak boleh ada bangunan di atasnya. Saya yakin anda kurang paham akan apa maksud Wahabi, dan wajar jika Gerakan Wahabi minta tolong kepada kekuasaan yang ada. sebagai mana organisasi disuatu negara, pastilah minta dukungan negara.
fakta dilapangan cukup menggambarkan siapa wahabiyun
blognya bagus mas,,,
salam kenal dari: http://makalahkomplit.blogspot.com/
trimakasih,,
Apa pun faham kita. Tapi ingatlah umat Islam adalh satu tubuh yang sama, tidk blh saling menghina d menyalhkn. benturan intern terjadi krn sikap intoleransi d merasa paling benr sendiri, pada hal masalahnya hanya perbedaan interpretasi
orang yang merasa dirinya slalu benar bukanlah orang benar, orang yang belajar mencari kebenaran adalah akar dari pohon kebenaran, karena kebenaran di atas kebenaran hanyalah punya Allah SWT.
Ana setuju jika gerakan Wahhabi untuk kemurnian Tauhid Umat Islam kpd Al Qur'an dan Sunnah Nabi SAW, namun kerajaan Saudi yg ada tdk sesuai ajaran Nabi yaitu Khilafah. tdk ada ajaran Islam yg berkuasa turun temurun nanti kembali kpd Daulah Umayyah atau Abbasiyah, bukan pilihan Ummat, apalagi Arab Saudi jadi anteknya Yahudi AS dan Israel, tdk sesuai dgn nash di Qur'an.wass.