Hidup Sehat Tanpa Dengki

Posted in Kamis, 20 Oktober 2011
by Unknown
Alhamdulillaah…..
Segala puji bagi Allah Swt, Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Di malam yang hening ini teriring do'a dan salam untuk sahabat semua di manapun berada yang senantiasa dalam lindungan Allah, semoga sukses meraih cita, sukses dalam melaksanakan tugas kita sehari-hari...Aamiin…

Sahabat,

Orang yang memiliki jiwa dengki akan merasa senang apabila melihat kenikmatan atau kebahagiaan sirna dari diri orang lain. Ia akan merasa puas dan senang hati apabila orang lain dalam kondisi terpuruk dan kesulitan, bahkan tidak jarang ia selalu usil dengan terus berusaha menjatuhkan orang lain kedalam kesulitan.

Orang yang dengki tidak pernah mengenal istilah utang budi atas jasa-jasa orang lain, ia merasa bahwa dirinya telah melalui segalanya oleh tangannya sendiri

Kita harus berhati-hati dengan perasaan dengki, rasa dengki yang tumbuh dan terus berkembang didalam diri kita hanya akan menunjukan segala kekurangan dan aib-aib kita sesungguhnya, yang membuat orang lain semakin membenci kita. Sebuah peribahasa mengatakan Apa yang keluar dari mulut botol itulah isi botol, maka ketika yang keluar dari lisan kita adalah ungkapan-ungkapan yang menghujat dan menjatuhkan kebaikan-kebaikan orang lain dengan menyampaikan tentang keburukan-keburukannya, maka tidak ubahnya keburukan itu sendiri merupakan cerminan sesungguhnya tentang diri kita.

Seorang pendengki sebetulnya telah menjatuhkan dirinya terlebih dahulu kedalam lubang kehinaan sebelum ia menjatuhkan orang yang didengkinya (yang belum tentu rugi). Rasa dengki sangat berikatan mesra dengan rasa iri hati, rasa iri hati sendiri akan mengakibatkan kesuraman yang berawal dari hati dan akan nampak pada wajahnya.

Rasa dengki berasal dari butanya hati, sehingga hati (dirinya) merasa yang paling benar. Hati yang telah buta akan selalu menolak terhadap rahmat dan segala petunjuk Allah SWT. Kebutuhan hati dan penolakan terhadap rahmat Allah menurut para ulama disimbolkan sebagai dua cincin kekafiran (naudzubillah). Dengan kedengkian yang terus dipelihara, maka anak Adam bukan tidak mungkin akan terus menjadi mangsa kesedihan atau bahkan kutukan abadi yang sulit diselamatkan.

Seorang pendengki selalu lemah dan rapuh baik fisik maupun mentalnya, seorang pendengki tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan. Hatinya penuh derita dan kelelahan karena terus dikuasai oleh kehausan dendam. Dan orang yang dengki tidak akan pernah mendapatkan ketenangan.

Sampai kapanpun syetan yang terkutuk akan terus menggiring kita pada sifat yang sangat tercela, yaitu dengki. Semoga Allah terus menjaga diri kita dari godaan syetan yang terkutuk.

Pesan-pesan :

“Janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian saling mendengki, janganlah kalian saling membelakangi (saling berpaling), dan janganlah kalian saling memutuskan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (H.R. Muttafaq ‘alaih)

“Hindarilah dengki karena dengki itu memakan (menghancurkan) kebaikan sebagaimana api memakan (menghancurkan) kayu bakar.” (H.R Abu Dawud).

Rasulullah Saw juga telah bersabda kepada Ibnu Abbas ra; "Ketahuilah, bahwa meskipun sekelompok orang telah bersepakat untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan mampu memberikannya kecuali dengan apa yang telah ditetapkan Allah. Dan meskipun mereka bersepakat untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak akan dapat mencelakakanmu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan untukmu. (HR. At-Tirmidzi)

Jangan lupa selalu berdoa kepada Allah Swt, mohon kesabaran dan kekuatan untuk bisa introspeksi diri sendiri supaya dijauhkan dari sifat pendengki dan dalam menghadapi orang-orang yang pendengki.

Satu hal, Pendengki tidak akan pernah sukses dalam hal apapun”
Wallahu A’lam.


رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

"Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosadosa saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan membawa iman, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr: 10).
******