Jumat.Seperti biasa aku berdandan layaknya seorang ustadz,maklum harus melakukan hal yang paling tak kusukai..Khotbah..Pekerjaan ringan berkonsekuensi amat berat. Sejujurnya berulang kali mohon mundur,tapi para takmir sejumlah masjid keberatan dan tetap menjadwalku sebagai salah satu khotib. Mungkin karena mereka menginginkanku untuk menjadi lebih baik.

Satu jum'at selesai khotbah yg biasa langsung tak imami, kala itu saya limpahkan kepada seseorang bersorban sebesar tampah, berbaju gamis putih, berjidat hitam, juga tak ketinggalan semerbak aroma minyak wangi yg menyengat.

Tak ada keraguan sedikitpun lepas khutbah aku turun dari mimbar, tanpa sepatah kata pun aku meraih tangan lelaki tsb dan menyeretnya ke tempat imam.

Juga tanpa kata kata dia tidak menolak kelihatannya sudah mafhum bahwa aku memintanya sebagai imam. Pria bersorban itu dengan gagah berdiri menghadap makmum seraya memerintahkan untuk meluruskan shaf. Suaranya muantaap...

Sesaat kemudian takbir berkumandang...dan senyap khidmat.Giliran imam membaca fatihah...
terasa sedikit gundah..beberapa lafal kurang pas dikumandangkan....selanjutnya dengan melirihkan bismillahirrahmanirrohim....di​apun membaca surat

idza jul julatil ardu jiljalaaahaa...wa-akrojathil ardu atkolaaahaa....dst..
bacaanya kacau balau..keluar jalur tajwid. Jauh dari kebenaran makhorijul hurufnya.mbleset semua. Pendek kata GAK FASIH.

Dalam sholatku aku pun terhenyak tanpa terasa dalam hati berkata DIAMPUTH ...SALAH PILIH IMAM...

Hingga sholat jumat selesai aku tak bisa menghilangkan rasa bersalahku..Mungkin para malaikat agak tertawa melihat aku misuh saat menghadap Tuhan.

Saya gak tahu tuhan tertawa atau marah terhadap aku..lalu aku dibisiki Tuhan..mangkanya ati ati milih pemimpin. Kenali dulu dengan baik, jangan lihat tampilan cashingnya saja..Aku pun tertunduk mohon ampun tiada henti..Astaghfirullahal'adhim subhanaka inni kuntu minadhdholmiin...