Pesta hari raya Idul Fitri, sebenarnya sudah dimulai satu bulan sebelumnya. Yaitu sejak masuk bulan Ramadlan. Betapa tidak. Lihatlah! Aneka menu makanan dengan beragam cita-rasa yang bahkan sulit dijumpai di luar Ramadlan sekalipun, tersaji siap santap di meja-meja tempat berbuka. Suatu pemandangan yang sama sekali paradoks dengan spirit puasa itu sendiri. Lezat dan enaknya makanan tak perlu dirisaukan, karena banyaknya makanan itulah yang berbahaya.
Sudahkah puasa selama ini berhasil menyehatkan badan, pikiran dan hati kita?
Sudahkah bulan suci ini berhasil mensucikan perilaku dan kepribadian kita?
Sudahkah puasa selama ini berhasil menumbuhkan kepekaan terhadap penderitaan sesama?
Sudahkah puasa selama ini berhasil menjadikan kita bertaqwa?
Atau, bulan puasa hanyalah semarak pesta makanan di malam hari, sampai puncaknya nanti pada hari raya Idul Fitri, dengan rangkaian acara seremonial: jamaah shalat tarawih dan tadarus lewat pengeras-pengeras suara??!
Oleh:
KD'javu Albarbara
0 komentar:
Posting Komentar