Maaf, jika tulisan ini mungkin kurang berkenan di hati para teroris yang sekarang berada di alam baka maupun yang masih gentayangan mencari mangsa di mana pun di seluruh penjuru dunia.
Diceritakan Oemar Bakrie sedang menikmati keidahan sorga Firdaus. Keelokan taman-tamannya membuat Oemar Bakrie berdecak kagum. Istana-istana yang megah bertahtakan intan, berlian, dan zamrud, membuatnya terpesona. Belum lagi suara gemericik dari sungai yang mengalirkan air, madu, susu, dan arak membuat Oemar Bakrie kian betah saja tinggal di sorga. Bidadari? Wow, jangan ditanya. Ke mana pun Oemar Bakrie pergi, di samping kiri-kanannya, bidadari nan cantik jelita selalu setia menyertai. So, Oemar Bakrie betul-betul kerasan tinggal di sorga.
Suatu hari tanpa sengaja Oemar Bakrie terpisah dan tersesat di rerimbunan pohon-pohon sorga yang cukup lebat. Di sana dia celingak-celinguk sendiri. Tak seorang pun yang kebetulan lewat di tempat itu. Tak ada yang bisa ia tanyai. Bingung!
DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR…….!!!
Bunyi ledakan dahsyat membahana memecah kesunyian dan kebingugan Oemar Bakrie. Asap hitam mengepul di mana-mana. Bau daging terbakar menguap di udara. Sementara taman-taman, istana, dan sungai-sungai yang mengalir tiada henti hancur berantakan tanpa bentuk. Suasana nampak berubah bagai di medan perang Irak dan Afghanistan. Oemar Bakrie terlihat tiarap di antara puing-puing reruntuhan istana yang sudah hancur lebur. Dalam kepanikannya ia sempat berpikir, kenapa di sorga ada ledakan. Apa mungkin ada penghuni neraka yang iseng menyelundupkan BOM? Entahlah…
“Kamu lagi ngapain di sini?” Bentak seseorang dengan suara bagai geledek yang ternyata dia adalah malaikat.
“Oh, emhh, anu, saya tersesat jalan dan nggak sengaja lewat sini, Gan.” jawab Oemar Bakrie menggigil ketakutan.
“Kamu tidak baca papan nama di depan sana, ya?” Bentaknya lagi yang membuat tanah tempat Oemar Bakrie tiarap bergetar.
“Papan nama yang mana, Gan?” tanya Oemar Bakrie sambil menoleh kiri-kanan.
“Noh, yang di depan sono!” Jawab malaikat seraya mengarahkan telujuknya.
“SORGA PARA TERORIS…Ooooohh…” Oemar Bakri membaca sambil manggut-manggut baru nyadar.
“Lain kali jangan lewat sini lagi ya! Di sini SORGA PARA TERORIS yang selalu diledakkan secara berkala setiap lima menit sekali. Faham…!
“Oooo….???” Oemar Bakrie melongo.
Nah…
0 komentar:
Posting Komentar