Sesungguhnya setiap anggota itu tentu ada tugasnya , sedang tugas akal adalah memeriksa , mengamati, dan memikirkan. Jikalau kekuatan semcam ini menganggur maka hilang pulalah pekerjaan akal. Sama juga dikatakan tiada memiliki faidah akan akal ini. Juga menganggurlah tugasnya yang terpenting baginya dan ini pasti akan diikuti oleh terhentinya... kegiatan hidup. Jikalau ini sudah terjadi , akan menyebabkan pula kebekuan, kematian dan kerusakan akal itu sendiri.
Islam mengajarkan seluruh umat manusia supaya berfikir dan menggunakan akalnya. Tetapi yang dikehendaki dalam berfikir adalah BUKANLAH PEMIKIRAN SECARA TIDAK TERKENDALI KEBEBASANNNYA DAN BUKAN BERANDAI-ANDAI. Semua itu dimaksudkan oleh Islam agar dilakukan dalam batas yang tertentu yang memang merupakan lapangan bagi manusia dan yang dapat dicapai oleh akal manusia itu. Yang oleh karenanya Ulama mengajarkan kepada kita akan batasan-batasan dalam berfikir dengan memahami HUKUM AQLI . http://www.facebook.com/note.php?note_id=472070913455
Islam mengajarkan supaya akal itu bergerak dan melepaskan kekangannya, segera bangun dari tidur nyenyaknya, kemudian mengajak untuk mengadakan perenungan dan pemikiran. Maka yang dianjurkan oleh Islam dalam hal ini adalah berfikir dalam hal ciptaan Allah yakni apa-apa yang ada di langit , di bumi dan dalam dirinya sendiri. Tidak sebuah pemikiranpun yang dilarang oleh-Nya , melainkan memikirkan Dzat Allah sebagaimana sabda Rasulullah SAW
تفكروا في خلق الله فلا تفكروا في الله , فانكم لن تقدروا قدره
"Berfikirlah kamu semua perihal makhluk Allah (apa-apa yang diciptakan oleh Allah) dan janganlah kamu sekalian berfikir mengenai Dzat Allah, sebab sesungguhnya kamu sekalian sudah tentu tidak dapat mencapai keadaan hakikatnya"
Pekerjaan yang sedemikian ini termasuk inti peribadatan kepada Allah , sebagaimana dalam firman-Nya
قُلِ انظُرُواْ مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَن قَوْمٍ لاَّ يُؤْمِنُونَ
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada dilangit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". Surah Yunus : 101
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ االلَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزَلَ اللّهُ مِنَ السَّمَاء مِن مَّاء فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخِّرِ بَيْنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang berakal. Surah al-Baqarah : 164
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Surah al-Baqarah : 190
Dan perintah berfikir ini secara tegas terdapat dalam firman-Nya
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللّهِ وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata (melalui berfikir), Maha SuciAllah, dan aku tiada termasuk orang-orang yangmusyrik". Surah Yusuf : 108
Barangsiapa yang mengingkari kenikmatan aka; dan tidak suka menggunakannya untuk sesuatu yang semestinya dikerjakan oleh akal itu, bahkan melalaikan ayat-ayat dan bukti-bukti tentang ada dan kuasaNya Allah Ta'ala, maka orang semacam itulah yang patut sekali mendapat cemooh dan hinaan.
وَكَأَيِّن مِّن آيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaanAllah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya,sedang mereka berpaling daripadanya. Surah Yusuf : 105
Menganggurkan akal dari tugas yang semestinya itu akan menurunkan manusia itu sendiri ke suatu taraf yang lebih rendah dan lebih hina dari taraf binatang. Keadaan seperti itulah yang merupakan penghalang besar bagi umat yang dahulu untuk langsung menembus kepada hakikat-hakikat yang ada di dalam diri, dan alam semesta. Allah ta'ala berfirman :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia,mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai (dari kebenaran)." al-A'raf 179
Diantara tujuan-tujuan utama yang dikehendaki dalam diperintahnya berfikir adalah untuk membangun akal dan menggunakan tugasnya dalam berfikir, sehingga akan sampailah manusia itu kepada petunjuk yang memberikan penerangan sejelas-jelasnya sehingga tidak akan menjadi ragu , dzon, maupun waham. Manakala hal-hal itu sudah terlaksana dengan baik, tentu akan mendapatkan cahaya terang untuk menyingkap persoalan siapa yang sebenarnya menjadi Maha Pencipta Alam Semesta ini. Jadi kema'rifatan kepada Allah Ta'ala itulah yang sesungguhnya merupakan buah atau natijah dari pada akal fikiran yang cerdik dan bergerak terus , juga sebagai hasil dari usaha pemikiran yang mendalam serta disinari oleh cahaya yang terang benderang.
Inilah diantara petunjuk yang terdapat di dalam al-Qur'an yang memerintahkan seorang muslim untuk memberikan pembuktian tentang Allah Ta'ala melalui berfikir.
اللهم افتح علينا فتوح العارفين
Islam mengajarkan seluruh umat manusia supaya berfikir dan menggunakan akalnya. Tetapi yang dikehendaki dalam berfikir adalah BUKANLAH PEMIKIRAN SECARA TIDAK TERKENDALI KEBEBASANNNYA DAN BUKAN BERANDAI-ANDAI. Semua itu dimaksudkan oleh Islam agar dilakukan dalam batas yang tertentu yang memang merupakan lapangan bagi manusia dan yang dapat dicapai oleh akal manusia itu. Yang oleh karenanya Ulama mengajarkan kepada kita akan batasan-batasan dalam berfikir dengan memahami HUKUM AQLI . http://www.facebook.com/note.php?note_id=472070913455
Islam mengajarkan supaya akal itu bergerak dan melepaskan kekangannya, segera bangun dari tidur nyenyaknya, kemudian mengajak untuk mengadakan perenungan dan pemikiran. Maka yang dianjurkan oleh Islam dalam hal ini adalah berfikir dalam hal ciptaan Allah yakni apa-apa yang ada di langit , di bumi dan dalam dirinya sendiri. Tidak sebuah pemikiranpun yang dilarang oleh-Nya , melainkan memikirkan Dzat Allah sebagaimana sabda Rasulullah SAW
تفكروا في خلق الله فلا تفكروا في الله , فانكم لن تقدروا قدره
"Berfikirlah kamu semua perihal makhluk Allah (apa-apa yang diciptakan oleh Allah) dan janganlah kamu sekalian berfikir mengenai Dzat Allah, sebab sesungguhnya kamu sekalian sudah tentu tidak dapat mencapai keadaan hakikatnya"
Pekerjaan yang sedemikian ini termasuk inti peribadatan kepada Allah , sebagaimana dalam firman-Nya
قُلِ انظُرُواْ مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَن قَوْمٍ لاَّ يُؤْمِنُونَ
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada dilangit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". Surah Yunus : 101
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ االلَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزَلَ اللّهُ مِنَ السَّمَاء مِن مَّاء فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخِّرِ بَيْنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang berakal. Surah al-Baqarah : 164
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Surah al-Baqarah : 190
Dan perintah berfikir ini secara tegas terdapat dalam firman-Nya
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللّهِ وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata (melalui berfikir), Maha SuciAllah, dan aku tiada termasuk orang-orang yangmusyrik". Surah Yusuf : 108
Barangsiapa yang mengingkari kenikmatan aka; dan tidak suka menggunakannya untuk sesuatu yang semestinya dikerjakan oleh akal itu, bahkan melalaikan ayat-ayat dan bukti-bukti tentang ada dan kuasaNya Allah Ta'ala, maka orang semacam itulah yang patut sekali mendapat cemooh dan hinaan.
وَكَأَيِّن مِّن آيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaanAllah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya,sedang mereka berpaling daripadanya. Surah Yusuf : 105
Menganggurkan akal dari tugas yang semestinya itu akan menurunkan manusia itu sendiri ke suatu taraf yang lebih rendah dan lebih hina dari taraf binatang. Keadaan seperti itulah yang merupakan penghalang besar bagi umat yang dahulu untuk langsung menembus kepada hakikat-hakikat yang ada di dalam diri, dan alam semesta. Allah ta'ala berfirman :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia,mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai (dari kebenaran)." al-A'raf 179
Diantara tujuan-tujuan utama yang dikehendaki dalam diperintahnya berfikir adalah untuk membangun akal dan menggunakan tugasnya dalam berfikir, sehingga akan sampailah manusia itu kepada petunjuk yang memberikan penerangan sejelas-jelasnya sehingga tidak akan menjadi ragu , dzon, maupun waham. Manakala hal-hal itu sudah terlaksana dengan baik, tentu akan mendapatkan cahaya terang untuk menyingkap persoalan siapa yang sebenarnya menjadi Maha Pencipta Alam Semesta ini. Jadi kema'rifatan kepada Allah Ta'ala itulah yang sesungguhnya merupakan buah atau natijah dari pada akal fikiran yang cerdik dan bergerak terus , juga sebagai hasil dari usaha pemikiran yang mendalam serta disinari oleh cahaya yang terang benderang.
Inilah diantara petunjuk yang terdapat di dalam al-Qur'an yang memerintahkan seorang muslim untuk memberikan pembuktian tentang Allah Ta'ala melalui berfikir.
اللهم افتح علينا فتوح العارفين
0 komentar:
Posting Komentar