PAKAIAN BID'AH YG MARAK DALAM ISLAM

Posted in Senin, 21 Maret 2011
by Unknown
 Oleh : Anggota WLML

BAJU KOKO

Menjelang akhir Ramadhan ada satu jenis busana yang pasti laris. Salah satunya baju khas tanpa kerah yang disebut Baju Koko. Entah kapan dia masuk Islam, baju lengan panjang untuk
pria yang biasanya dihiasi renda atau bordiran bunga ini disebut Baju Muslim. Lebih hebat lagi, dinamai Baju Takwa. Wuih-wuih.

Mungkin karena sering dipakai umat Islam bersembahyang, dan identik dengan pakaian ibadah, maka label mulia itu disematkan kepadanya. Luar biasa.

Dalam novel The Da Peci Code karya Ben Sohib disebutkan, baju Koko berasal dari China. Konsepnya yang tanpa kerah dan sedikit atau tanpa kancing, dimodifikasi dari baju Tai-Khim. Sama seperti baju Teluk Belanga (pakaian adat pria Riau), yang juga hasil modifiksi pakaian Tai-Khim.
Para sejarawan seperti JJ Rizal dan David Kwa menyebut baju Koko dipakai orang Tionghoa dan dipadu celana komprang. Yaitu celana panjang setengah dengkul yang longgar. Kalau di Betawi, celana ini biasanya motif batik.
Bagaimana ceritanya Tui-Khim menjadi Baju Koko? Menurut Remy Sylado, karena yang memakai tui-khim itu engkoh-engkoh –sebutan umum bagi lelaki Cina– maka disebut baju engkoh-engkoh.
“Sering diucapkan dalam percakapan sehari-hari, lidah orang Indonesia menyebut baju koko,” kata Remy dalam novelnya Pangeran Diponegoro: Menuju Sosok Khalifah.
Mungkin kita sering mendengar sebutan lain untuk baju mirip hem untuk tuxedo ini. “Baju Cina”, “Baju Kung Fu”, “Baju Chen Lung”, “Baju Kerah Shantung” atau lainnya.
Sejak orde baru, Soeharto yang berkuasa atas dukungan Amerika dan Belanda --lewat IGGI-- membawa misi penyingkiran dua entitas ini. Sedapat mungkin China dan Islam dia pecah belah.
Yang beragama Islam diharamkan mencantuumkan dalam organisasinya. PITI, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, dipaksa berubah menjadi Pembina Iman Tauhid Indonesia. Pokoknya tidak boleh ada persatuan antara Islam dan China.
Keturunan Tionghoa tak boleh jadi menteri seperti zaman Soekarno, setiap yang berbau China dilarang. RRC diputus hubungan diplomatiknya, setelah terlebih dahulu difitnah pasca peristiwa kudeta 1 Oktober (Gestok).
Lewat kampanye komunis, atheis dan operasi pembasmian kaum Nasakom, lengkaplah pemisahan itu. China identik komunis, karenanya, pasti musuh umat Islam.
Hal ini melanjutkan kumpeni memisahkan masyarakat China-Eropa-Jawa. Segregasi Eropa-Timur Jauh-Inlander yang kemudian menimbulkan dilema rumit hubungan warga keturunan China di Indonesia. Ketika Soeharto akan dijatuhkan, dibuatlah kerusuhan sistematis (peristiwa Mei 1998) dengan pemusnahan etnis (ethnic cleansing) atas keturunan China.
 Dari pengalaman Belanda, bersatunya Islam dan China memang sangat membahayakan kemapanaan penjajahannya. Karena capek meladeni perlawanan warga Tionghoa dan umat Islam, Belanda menerapkan politik devide et impera itu.
Barulah ketika presiden dijabat Kyai yang keturunan Tan Kiem Han, yaitu Gus Dur, semua diskriminasi dan marginaslisasi itu dicabut.  Hubunganya jadi agak longgar, meski sebagian orang Islam –terutama kelompok anti Gus Dur dan jamaahnya—tetap mempertahankan kecurigaan dan pandangan sinisnya terhadap kaum Tionghoa. Naudzubullahi min dzalik.
Sejarah mencatat, salah satu istri raja Majapahit terakhir Prabu Brawijaya V  (Bhre Kertabhumi) yang tak lain ayah Raden Fatah adalah Dharawati, putri Sultan Abu Abdullah (Wan Bo, Raja Champa-bagian dari Kekaisaran China). Dari buah perkawinan itu, lahirlah Tan Kim Ham, alias Abdul Qodir (makamnya ditemukan oleh peneliti Prancis).  Dari garis keturunan Abdul Kadir ini lahir Sunan Ampel alias Bong Swie Ho yang melahirkan KH Hasyim Asyari, kakek Gus Dur.
Ini terdapat dalam buku Yan Bin's Genealogy 1770-2004 (2004) yang diterbitkan Paguyuban Keluarga Keturunan Gan, di mana alm Gus Dur dan Yenny Wahid aktif di dalamnya.
Mari kita jernihkan pikiran untuk menerima kebenaran. Jelas sekali pemimpin para wali penyebar Islam, Sunan Ampel adalah keturunan China. Raden Fatah alias Chen Jinwen alias Panembahan Tan Jin Bun yang jadi Sultan Pertama Kerajaan Islam Demak juga keturunan China.
Mumpung bulan Ramadhan. Mari kita singkirkan segala jenis prasangka SARA. Mari kembali kepada sejarah. Baju Koko adalah baju Islam asli. Karena Islam memang datang dibawa orang China.
Wassalam.