AQIDAH PARA PEMBELOT

Posted in Senin, 13 Juni 2011
by Unknown

Khawarij (aqidah pembelot) 

Secara bahasa kata khawarij berarti orang-orang yang telah keluar. Kata ini dipergunakan oleh kebanyakan kalangan Islam untuk menyebut sekelompok orang yg keluar dari barisan Kholifah Ali ibn Abi Thalib Karromallohu wajhahu. karena kekecewaan mereka terhadap sikapnya yg telah menerima tawaran tahkim (berhukum dg Kitabullah) dari kelompok Mu’awiyyah yang dikomandoi oleh Amr ibn Ash dalam Perang Shiffin ( 37H / 657 ). Mereka sendiri lebih suka menamakan diri dg Syurah atau para penjual, yaitu orang2 yg menjual (mengorbankan) jiwa raga mereka demi keridhaan Allah, sesuai dg firman Allah QS. Al-Baqarah : 207. Selain itu, ada juga istilah lain yg alamatkan kpd mereka, seperti Haruriah, yang dinisbatkan pada nama desa di Kufah, yaitu Harura, dan Muhakkimah, karena seringnya kelompok ini mendasarkan diri pada kalimat “la hukma illa lillah” (tidak ada hukum selain kepada Allah), atau “la hakama illa Allah” (tidak ada pembuat hukum selain Allah).
Hadits2 yg berkaitan dg kelompok ini sangat jelas. ini menunjukkan begitu besarnya tingkat bahaya Khawarij dan fenomenanya yg sudah ada pada masa Rasulullah saw. Di samping itu Khawarij masih ada sampai sekarang baik secara nama maupun sebutan , secara nama masih terdapat di daerah Oman dn Afrika Utara sedangkan secara laqob berada di mana mana (lihat Syarah kitabu al iman oleh Abu ‘ubaid bin salam Al Qosimi). Hal seperti inilah yg membuat pembahasan tcntang firqah Khawarij begitu sangat pentingnya. apalagi Rasulullah saw menyuruh kita agar berhati hati terhadap firqah ini.
Sebenarnya awal mula kemunculan pemikiran khawarij, bermula pada saat masa Rasulullah SAW.
Ketika Rasulullah SAW membagi2kan harta rampasan perang di desa Ju’ronah -sehabis perang Hunain. Beliau membagikan seratus ekor unta kpd Aqra’ bin Khaabis dn ‘Uyainah bin Harits. Beliau juga memberikan kpd beberapa orang dari Tokoh2 Quraisy dan pemuka-pemuka arab lebih banyak dari yang diberikan kepada yang lainnya. Melihat hal ini, seseorang (yang disebut Dzul Khuwaisirah) dengan mata melotot dan urat lehernya menggelembung berkata: “Demi Allah ini adalah pembagian yang tidak adil dan tidak mengharapkan wajah Allah”. Atau dalam riwayat lain dia mengatakan kepada Rasulullah SAW: “Berbuat adillah, karena sesungguhnya engkau belum berbuat adil!”.
Kita lihat, pada saat itu sudah ada Pembangkangan akibat pemujaan akal. Pada masa generasi terbaik dan di hadapan manusia terbaik pula, ada seorang yang berani berbuat lancang dan menuduh bahwa Rasulullah SAW tidak berbuat adil. Mendengar ucapan ini Rasulullah SAW dengan wajah yang memerah bersabda:
“Siapakah yang akan berbuat adil jika Allah dan rasul-Nya tidak berbuat adil? Semoga Allah merahmati Nabi Musa AS. Dia disakiti lebih dari pada ini, namun dia bersabar.” (HR. Bukhari Muslim)
Saat itu S.Umar bin Khathab radhiallahu ‘anhu meminta izin untuk membunuhnya, namun Rasulullah saw melarangnya. Beliau menghabarkan akan munculnya dari turunan orang ini kaum reaksioner (khawarij) sebagaimana disebutkan dalam riwayat berikutnya:
“Sesungguhnya orang ini dan para pengikutnya, salah seorang di antara kalian akan merasa kalah shalatnya dibandingkan dengan shalat mereka; puasanya dengan puasa mereka; mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari buruannya.” (HR. al-Ajurri, Lihat asy-Syari’ah, hal. 33)
Demikianlah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mensinyalir akan munculnya generasi semisal Dzul Khuwaisirah -sang munafiq-. Yaitu suatu kaum yang tidak pernah puas dengan penguasa manapun, menentang penguasanya walaupun sebaik Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Dikatakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa mereka akan keluar dari agama ini seperti keluarnya anak panah dari buruannya. Yaitu masuk dari satu sisi dan keluar dari sisi yang lain dengan tidak terlihat bekas-bekas darah maupun kotorannya, padahal ia telah melewati darah dan kotoran hewan buruan tersebut.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa mereka adalah orang-orang yang bagus bacaan al-Qur’annya, namun ia tidak mengambil faedah dari apa yang mereka baca.
“Sesungguhnya sepeninggalku akan ada dari kaumku, orang yang membaca al-Qur’an tapi tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka akan keluar dari Islam ini sebagaimana keluarnya anak panah dari buruannya. Kemudian mereka tidak akan kembali padanya. Mereka adalah sejelek-jelek makhluk.” (HR. Muslim)

Ciri khas mereka lainnya adalah: “Mereka membunuh kaum muslimin dan membiarkan orang-orang kafir” sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:
“Sesungguhnya akan keluar dari keturunan orang ini satu kaum; yang membaca al-Qur’an, namun tidak melewati kerongkongannya. Mereka membunuh kaum muslimin dan membiarkan para penyembah berhala. Mereka akan keluar dari Islam ini sebagaimana keluarnya anak panah dari buruannya. Jika sekiranya aku menemui mereka, pasti aku bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum ‘Aad.” (HR. Bukhari Muslim)
Sebagaimana yang telah mereka lakukan terhadap seorang yang shalih dan keluarganya yaitu Abdullah –anak dari shahabat Khabbab bin Art ra. Mereka membantainya, merobek perut istrinya dan mengeluarkan janinnya. Setelah itu dalam keadaan pedang masih berlumuran darah, mereka mendatangi kebun kurma milik seorang Yahudi. Pemilik kebun ketakutan seraya berkata: “Ambillah seluruhnya apa yang kalian mau!” Pimpinan khawarij itu menjawab dengan arif: “Kami tidak akan mengambilnya kecuali dengan membayar harganya”. (Lihat al-Milal wan Nihal).

Maka kelompok ini sungguh sangat membahayakan kaum muslimin, terlepas dari niat mereka dn kesungguhannya dalam beribadah. Mereka menghalalkan darah kaum muslimin dg kebodohan. Untuk itu mereka tidak segan2 melakukan teror, pembunuhan, pembantaian dan sejenisnya terhadap kaum muslimin sendiri. (untuk lebih jelasnya lihat Kitab Haqiqotu Al Iman oleh ‘Abdullah Muhammad Al Qona,i) siapa yg di maksud dg kelompok pembunuh ini. >>>>>>>

Ciri berikutnya adalah: kebanyakan mereka berusia muda, dn bodoh pemikirannya karena kurangnya kedewasaan. Mereka hanya mengandalkan semangat dan emosinya, tanpa dilandasi oleh ilmu dan pertimbangan yg matang. Ini akibat rasa pede yg keblablasan, merasa dirinya lebih pintar dalam menguasai ilmu Agama. Kadang kita temui, menysun kalimat Arab aja dia.......................... tau deh! Hal ini juga selaras dg apa yg di sabdakan Oleh Rosulullah SAW:
“Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda umurnya, bodoh pemikirannya. Mereka berbicara seperti perkataan manusia yang paling baik. Keimanan mereka tidak melewati kerongkongannya, mereka keluar dari agama ini seperti keluarnya anak panah dari buruannya. Di mana saja kalian temui mereka, bunuhlah mereka. Sesungguhnya membunuh mereka akan mendapatkan pahala pada hari kiamat.” (HR. Muslim)
Rasulullah SAW menjuluki mereka dg gelar yg sangat jelek yaitu “anjing-anjing neraka” sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abi Aufa bhw dia mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“ Khawarij adalah anjing-anjing neraka. “ (HR. Ibnu Abi Ashim dalam As Sunnah dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Dlilalul Jannah). Hmmm......................
Moyang Kaum Khawarij lahir dari orang Arab Baduii. Hidup di padang pasir yg tandus membuat mereka bersifat sederhana dalam cara hidup dan pemikiran, tetapi keras hati serta berani, dan bersikap merdeka, mereka tetap bersikap bengis, suka kekerasan dn berani mati. Sebagai orang Badui, mereka tetap jauh dari ilmu pengetahuan. Ajaran-2 Islam sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an dn Hadits, mereka artikan menurut Dlohirnya dn harus dilaksanakan sepenuhnya. Dari sinilah sumber kerancuan pemahaman yg mengakibatkan Pentasybihan kepada Allah SWT. Seperti ketka memknai Yad, Wajah, ‘Ain yg berkait dg Allah, mereka memaknai Tangan, Muka, Mata yg haqiqi, tapi tidak seperti tangan, muka dan mata kita. Aneh kan? Ada tangan tapi tidak seperti tangan! Berrarti kan bukan tangan!!! Oleh karena itu iman dn paham mereka merupakan iman dan paham orang sederhana dalam pemikiran lagi sempit akal serta fanatik. Pemahaman Agama yg sempit membuat mereka tidak bisa mentolelir penyimpangan ajaran Islam menurut paham mereka, walau pun penyimpangan dalam bentuk kecil atau bahkan tidak menyimpang. Di sinilah inti masalahnya, bagaimana mudahnya mereka terpecah belah menjadi golongan2 kecil serta tentang sikap mereka yang terus menerus mengadakan perlawanan terhadap penguasa-penguasa Islam dan umat Islam yg ada di zaman mereka.
Orang orang Khawarij sangat mudah mencela dan menganggap sesat Muslim lain, bahkan Rasul saw. sendiri dianggap tidak adil dalam pembagian ghanimah. Kalau terhadap Rasul sebagai pemimpin umat berani berkata sekasar itu, apalagi terhadap Muslim yang lainnya, tentu dengan mudahnya mereka menganggap kafir. Mereka mengkafirkan S. Ali, Muawiyah, dan sahabat yang lain. Ada yg berani dg terang2an bhw S. Ali ketika perang Shiffin bukan di katakan dalam rangka jihad, melainkan hanya urusan politik saja. N’udlu billah min syirori al ahlaq. Fenomena ini sekarang banyak bermunculan. Sebab dari mudahnya mereka saling mengkafirkan adalah kelompok mereka mudah pecah disebabkan kesalahan kecil yang mereka perbuat. Saling mengkafirkan satu sama lain Adalah ciri utama mereka.
Fenomena sejarah membuktikan bahwa orang2 Khawarij adalah kaum yg paling mudah berburuk sangka. Mereka berburuk sangka kpd Rasulullah saw. bahwa beliau tidak adil dalam pembagian ghanimah, bahkan menuduh Beliau saw tidak mencari ridha Allah. Mereka tidak cukup sabar menanyakan cara dn tujuan Beliau saw melebihkan pembesar pembesar dibanding yg lainnya. Padahal itu dilakukan Rasulullah saw dalam rangka dakwah dan ta’liful qulub. Mereka juga menuduh S.’ Utsman sebagai nepotis dan menuduh S.Ali tidak mempunyai visi kepemimpinan yang jelas. Kita juga melihat fenomena mereka yg suka sekali mengkritik Para Imam Madlhab, dg alasan mereka bukanlah seorang yg Ma’shum. Kekurang ajaran mereka ini di lahirkan dg semboyan "Kembali kepada Alquran dan Hadist" tanpa mau merujuk lagi dg salah satu Madhhab yg Mu’tabar. Seakan Para Imam itu bodoh dalam ilmu Alquran dn Hadist. Selama 600 th Aqidah Ummat Islam telah di cemari Syirik, Bid’ah dan Khurofat, maka harus di lakukan pembaharuan! Buah dari itu semua, Kaum Muslimin kehilangan TAMAN MAKAM PAHLAWANnya. Dg alsan memberantas TBC.
Ini dibuktikan oleh kesaksian S.Ibnu Abbas ra. Mereka adalah orang yang sangat sederhana, pakaian mereka sampai terlihat serat2nya karena cuma satu dn sering dicuci, muka mereka pucat karena jarang tidur malam, jidat mereka hitam karena lama dalam sujud, tangan dn kaki mereka ‘kapalan’. Mereka disebut quro’ karena bacaan Al-Qur’annya bagus dn lama. Bahkan Rasulullah saw. sendiri membandingkan ibadah orang2 Khawarij dg sahabat yg lainnya, termasuk S. Umar bin Khottab, masih tidak ada apa apanya, apalagi kalau dibandingkan dg kita. Karena itu mereka menganggap ibadah kaum yg lain belum ada apa2nya.
Hadits Rasulullah saw menyebutkan bahwa mereka mudah membunuh orang Islam, tetapi membiarkan penyembah berhala. Ibnu Abdil Bar meriwayatkan, “Ketika Abdullah bin Habbab bin Al Art berjalan dg isterinya bertemu dg orang Khawarij dn mereka meminta kepada Abdullah untuk menyampaikan hadits hadits yg didengar dari Rasulullah saw., kemudian Abdullah menyampaikan hadits tentang terjadinya fitnah,
“Yang duduk pada waktu itu lebih baik dari yang berdiri, yang berdiri lebih baik dari yang berjalan….”
Mereka bertanya, “Apakah Anda mendengar ini dari Rasulullah?” “Ya,” jawab Abdullah. Maka serta-merta mereka langsung memenggal Abdullah. Dan isterinya dibunuh dg mengeluarkan janin dari perutnya.
Di sisi lain tatkala mereka di kebun kurma dn ada satu biji kurma yg jatuh kemudian salah seorang dari mereka memakannya, tetapi setelah yg lain mengingatkan bahwa kurma itu bukan miliknya, langsung saja orang itu memuntahkan kurma yg dimakannya. Dn ketika mereka di Kuffah melihat babi langsung mereka bunuh, tapi setelah diingatkan bhw babi itu milik orang kafir ahli dzimmah, langsung saja yang membunuh babi tadi mencari orang yg mempunyai babi tersebut, meminta maaf dan membayar tebusan.
Disebutkan dalam hadits dg sebutan Sufahaa-ul ahlaam (orang bodoh), berdakwah pada manusia untuk mengamalkan Al Qur’an dan kembali padanya, tetapi mereka sendiri tidak mengamalkannya dn tidak memahaminya. Merasa bahwa Al Qur’an akan menolongnya di akhirat, padahal sebaliknya akan membakarnya.
Orang orang Khawarij keluar dari Islam sebagaimana yg disebutkan Rasulullah saw., “Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah keluar dari busurnya.”
Mereka akan senantiasa ada sampai hari kiamat. “Mereka akan senantiasa keluar sampai yang terakhir keluar bersama Al Masih Ad Dajjal”
Kedudukan mereka sangat rendah. Di dunia disebut sebagai seburuk-buruk makhluk dn di akhirat disebut sebagai anjing neraka.

Zainal Wong-wongan (FB)